Alief Fachmi, Merintis Usaha Keripik Singkong dengan Modal Rp 50 Ribu

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta-Segala sesuatu memang butuh uang, namun uang bukanlah segalanya dalam hidup ini. Alief Fachmi, membuktikan pameo ini. Pemuda berusia 24 tahun ini, berhasil merintis usaha cemilan keripik singkong berlabel Latelas, hanya dengan modal awal uang Rp 50 ribu.  

Pelaku usaha binaan Suku Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Menengah serta Perdagangan (Sudin KUKMP) Jakarta Barat ini, membuktikan bahwa modal utama untuk usaha adalah tekad, kemauan dan kerja keras.

Alief mengungkapkan, dirinya mulai merintis usaha berjualan keripik singkong dari nol. Semua diawali saat sang ayah meninggal dunia. Kondisi keuangan keluarga yang tidak memungkinkan, membuat anak kedua dari tiga bersaudara ini harus rela meninggalkan bangku kuliah di semester tiga, salah satu perguruan tinggi swasta di wilayah Tangerang. 

Untuk membantu keuangan keluarga, dengan modal Rp 50 ribu, dia mencoba untuk membuat cemilan keripik singkong yang dititipkan ke sejumlah warung dan kantin sekolah. 

"Belum ada merek usaha saat itu, saya berjualan keripik singkong dibungkus plastik dan dititip ke warung pada 2014," ujar Alief, Rabu (2/10). 

Setahun berjalan, Alief mulai berpikir membuat produk kuliner olahan yakni Latelas. Ia pun rajin ikut dalam berbagai kegiatan pembinaan kewirausahaan yang digelar sejumlah instansi di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. 

"Ilmu bermanfaat diperoleh dari mengikuti pembinaan kewirausahaan menjadi wirausaha mandiri yang terus berinovasi dan pantang menyerah," tukasnya.   

Selain itu, lanjut Alief, ia mendapatkan fasilitasi promosi produk makanan olahan keripik singkong melalui kegiatan bazar yang digelar oleh Pemprov DKI Jakarta. 

"Produk keripik singkong saya juga difasilitasi untuk pembuatan kemasan, pendaftaran halal dan saat ini proses pendaftaran hak cipta dari merek usaha," tuturnya. 

Ia mengaku, saat ini volume produksi usaha keripik singkong yang memiliki lima citra rasa ini telah mencapai 1 hingga 2 kuintal dalam sepekan dan dijual ke sejumlah kantin sekolah dan kampus dan penjualan secara online . 

Ia berharap, program Pengembangan Kewirausahaan Terpadu (PKT) yang digagas oleh Pemprov DKI Jakarta digelar secara berkesinambungan agar lebih banyak lagi wirausaha dari kalangan milenial yang mandiri bermunculan. 

"Jadi, kesempatan menjadi wirausahawan mandiri semakin besar khususnya bagi generasi muda," tandasnya. (p/ab)